METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga
merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan
suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan,
juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakikat penelitian dapat
dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk
melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di
antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan
penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
Prinsip Metodologi :
Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa
ahli, di antaranya:
1.
Rene
Descartes
Dalam
karyanya Discourse On Methoda,
dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi yaitu :
1) Membicarakan
masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang. Akal sehat
menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun
yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2) Menjelaskan
kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas
ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang
dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu:
a) Jangan
pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai
pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari
kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan
apapun ke dalam pertimbangan anda lebih daripada yang terpapar dengan begitu
jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi,
b) Pecahkanlah
setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat
dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
c) Arahkan
pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana
dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi
setahap ke pengetahuan yang paling kompleks dan dengan mengandaikan sesuatu
urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru.
d) Buatlah
penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan
ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun yang
ketinggalan.
e) Langkah
yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam
memperoleh kebenaran yang pasti.
3) Menyebutkan
beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai
berikut :
a) Mematuhi
undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang
diajarkan sejak masa kanak-kanak.
b) Bertindak
tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling
meragukan.
c) Berusaha
lebih mengubah diri sendiri daripada merombak tatanan dunia.
4) Menegaskan
pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indra. Kita memang dapat
membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri
kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran
pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun
kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
5) Menegaskan
perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA
(jasmani yang meluas). Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang
tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas ketergantungan
antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat
tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu abadi.
2.
Alfred
Julesayer
Dalam
karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait
dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis
verifikasi yaitu:
1) Verifikasi
dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran
suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan.
2) Verifikasi
dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima
pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai
pernyataan yang mengandung makna.
3) Ayer
menampik kekhawatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena
pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan
yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi
apapun.
3.
Karl
Raimund Popper
K.R.
Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi
berupa sifat pembenaran (justification)
terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi
sebagai berikut :
1) Popper
menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya
melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat hipotetis
(dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka
untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2) Cara
kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (observasi)
secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan yang berulang
-ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang dirumuskan menjadi
hipotesis. Selanjutnya hipotesis itu dikukuhkan dengan cara menemukan
bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesis yang berhasil dibenarkan
(justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara kerja di
atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat
dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
3) K.R
Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS,
yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah
hipotesis, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum
ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada
pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu
cukup ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning,
hijau, dan lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu
hipotesis dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesis tersebut
semakin diperkukuh (CORROBORATION).
Manfaat
Metodologi Penelitian
Manfaat
metodologi penelitian adalah:
1. Menggunakan metodologi, peneliti dapat
memudahkan pekerjaannya agar sampai pada tahap pengambilan keputusan atau
kesimpulan-kesimpulan.
2. Menggunakan metodologi, para peneliti
dapat mengatasi berbagai keterbatasan yang ada, misalnya keterbatasan waktu,
biaya, tenaga, etik, dan lain-lain.
3. Kesimpulan yang diambil oleh peneliti
dapat terpercaya.
4. Kesimpulan yang diambil dapat digunakan
untuk memecahkan permasalahan.
Karakteristik Peneltian
1. Tujuan
penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab berbagai
pertanyaan-pertanyaan atau dapat memecahkan suatu permasalahan yang terdapat
dalam batasan masalah.
2. Metodologi
penelitian adalah pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode
yang digunakan dalam penelitian.
3. Penelitian
dan ilmu merupakan operasionalisasi dari metode yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah.
Proses Penelitian
1. Masalah
penelitian penelitian mencakup: penemuan masalah dan pemecahan masalah
tahap:identifikasi bidang permasalahan, pemilihan atau pemilihan pokok masalah
dan perumusan masalah kajian teoretis menyusun kerangka teoretis yang menjadi
dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian.
2. Pengujian
fakta (data) mencakup: pemilihan, pengumpulan dan analisis fakta yang terkait
dengan masalah yang diteliti data: sekumpulan fakta yang diperoleh melalui
pengamatan (Observasi) atau survei. kesimpulan merupakan hasil penelitian yang
memberi feed back pada masalah atau pertanyaan penelitian.
Paradigma Penelitian
1. Paradigma
Kuantitatif
a) Paradigma
tradisional, positivis, eksperimental, empiris.
b) Menekankan
pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka
dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
c) Realitas
bersifat objektif dan berdimensi tunggal.
d) Peneliti
independen terhadap fakta yang diteliti.
e) Bebas
nilai dan tidak bias.
f) Pendekatan
deduktif.
g) Pengujian
teori dan analisis kuantitatif.
2. Paradigma
Kualitatif
a) Pendekatan
konstruktifis, naturalistis (interpretatif), atau perspektif postmodern.
b) Menekankan
pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas.
c) Realitas
bersifat subjektif dan berdimensi banyak.
d) Peneliti
berinteraksi dengan fakta yang diteliti.
e) Tidak
bebas nilai dan bias.
f) Pendekatan
induktif.
g) Penyusunan
teori dengan analisis kualitatif.
3. Perbedaan
Paradigma Kuantitatif dengan Paradigma Kualitatif
Perbedaan
antara Paradigma Kuantitatif dengan Paradigma Kualitatif terletak pada
asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian. Perbedaan selanjutnya akan
memengaruhi strategi dan desain penelitian. Perbedaan asumsi tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut :
a) Hubungan
peneliti dengan fakta yang diteliti menurut paradigma kuantitatif diasumsikan
bersifat independen sehingga peneliti dapat menguji realitas fakta secara
objektif, terbatas pada dimensi tunggal, bebeas nilai. Sebaliknya menurut
asumsi paradigma kualitatif, penelitian berinteraksi dengan fakta yang diteliti
sehingga lebih bersifat subjektif, tidak bebeas nilai,
b) Proses
penelitian paradigma kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, sedangkan
pada penelitian paradigma kualitatif menggunakan pendekatan induktif.
c) Paradigma
kuantitatif menekankan pengujian teori dengan analisis kuantitatif dibandingkan
pendekatan kualitatif yang memberikan tekanan pada penyusunan teori melalui
pengungkapan fakta dengan analisis kualitatif.
Metode
Ilmiah
Metode
ilmiah adalah prosedur atau cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah). Tidak semua pengetahuan
berupa ilmu, karena ilmu merupakan kriteria tertentu. Cara untuk memperoleh
pengetahuan dalam kajian filsafat dikenal dengan istilah epistemologi (filsafat
pengetahuan).
Jenis-Jenis
Penelitian Ilmiah
Penelitian
dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan :
1. Tujuan;
2. Pendekatan;
3. Tempat;
4. Pemakaian
atau hasil / alasan yang diperoleh;
5. Bidang
ilmu yang diteliti;
6. Taraf
penelitian;
7. Teknik
yang digunakan;
8. Keilmiahan;
9. Spesialisasi
bidang (ilmu) garapan.
Kriteria Penelitian Ilmiah
1. Dapat
menyatakan tujuan dengan sejelas-jelasnya,
2. Menggunakan
landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan,
3. Mengembangkan
hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan pengungkapan
data,
4. Telah
mempunyai kemampuan untuk diuji ulang,
5. Memilih
data dengan tepat sehingga hasilnya dapat dipercaya,
6. Menarik
kesimpulan secara objektif,
7. Melaporkan
hasil secara parsimony,
8. Hasil
penelitian dapat digeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sugiyono.
2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
2. http://www.google.co.id/#hl=id&q=metodologi+penelitian+bisnis&meta=&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=337ae19756b80444
3. buku
Metodologi Penelitian Bisnis, penulis : Dr. Nur Indriantoro,M.Sc., Akuntan ; Drs.
Bambang Supomo, M.Si. Akuntan, penerbit : BPFE Yogyakarta
4. http://www.infoskripsi.com/Resource/Prinsip-Metodologi-Penelitian-Ilmiah.html
5. https://www.statistikian.com/2016/11/metodologi-penelitian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar