Tugas Teknik Lingkungan & AMDAL
Nama : Ade Hilmi Alpatoni
NPM : 20416097
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian diIndonesia. Di lain pihak hal tersebut juga memberi dampak pada lingkungan akibat buangan industri maupun eksploitasi sumber daya yang semakin intensif dalam pengembangan industri. Dalam dunia modern ini setiap perusahaan yang maju atau berkembang sangatlah penting dan perlu untuk memiliki, peralatan seperti mesin-mesin yang canggih dan modern, agar mempermudah dan mempercepat serta meringankan dalam berproduksi dan untuk kelangsungan setiap usaha atau perusahaan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai kekayaan alam dan tanah yang subur. Sudah sangat terbukti, sebagian besar masyarakat Indonesia yang berada di perkampungan atau desa, mayoritas mata pencaharian mereka adalah bertani dan berkebun.
Dengan adanya teknologi yang canggih yang berhasil menciptakan mesin-mesin seperti traktor untuk membantu mempermudah petani dalam mengolah lahan pertanian, mesin penggiling padi, mesin penanam padi dan lain sebagainya. Semua itu sangatlah membantu para petani dalam meninggkatkan produksi mereka khususnya padi.
Banyak sekali usaha atau perusahaan yang dibangun yang berhubungan dengan dunia pertanian, salah satunya adalah jasa penggilingan padi. Banyak sekali pabrik-pabrik penggilingan padi yang berdiri dan beroperasi ditengah-tengah masyarakat, khususnya daerah pertanian.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah
1. Untuk mengetahui proses pengolahan gabah menjadi beras
2. Untuk mengetahui limbah hasil penggilingan padi
3. Untuk mengetahui pencemaran lingkungan pabrik penggiling padi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proses Pengolahan Gabah Menjadi Beras
Gabah dipanen pada tingkat kadar air sekitar 22% sampai 25% basis basah. Gabah dengan kadar air demikian tidak dapat langsung digiling karena kulitnya masih cukup basah sehingga sukar pecah dan terkupas. Oleh karena itu gabah perlu dikeringkan hingga kadar airnya berkisar 14% basis basah, yang biasanya dilakukan melalui proses penjemura. Pengeringan juga dapat dilakukan menggunakan berbagai tipe alat pengering mekanis yang biasanya dioperasikan oleh penggilingan padi berskala besar.
Sebelum dilakukan penjemuran, gabah harus dipisahkan dari malainya dengan cara perontokan, agar penjemuran dapat berlangsung lebih singkat dan dapat menghemat tempat penjemuran. Perontokan biasanya dilakukan dengan cara manual, yang disebut penggebotan karena gabah bersama malainya digebot (dipukulkan) pada sebuah papan bercelah sehingga butir-butir gabah terlepas dari malainya. Cara yang lebih baik adalah menggunakan alat perontok semi-mekanis (pedal thresher) atau pun mesin perontok mekanis (power thresher) bila tersedia. Penggunaan mesin perontok mekanis kapasitas perontokan dapat ditingkatkan hingga mendekati satu ton GKP per jam, selain juga mengurangi susut perontokan yang umumnya tinggi pada perontokan cara gebotan (5-8%).
Sedudah dirontokkan gabah kemudian dijemur di lamporan. Lamporan adalah suatu lantai semen yang dibuat agak tinggi di bagian tengahnya dengan saluran air diantaranya untuk mencegah berkumpulnya air hujan. Praktek penjemuran yang baik adalah dengan menggunakan alas tikar atau plastik/terpal pada lantai sehingga gabah pada lapisan dasar tidak terkena panas yang berlebihan akibat pemanasan lantai semen, selain memudah untuk ditutupi dan diangkut ke gudang dengan cepat bila sewaktu-waktu turun hujan selama penjemuran. Gabah hasil pengeringan dengan kadar air sekitar 14% basis basah disebut gabah kering giling (GKG) karena sudah dapat menjalani proses penggilingan.
Sebelum digiling, gabah biasanya dibersihkan dari segala kotoran seperti jerami, kayu, pecahan batu, logam dan sebagainya. Kotoran-kotoran lunak seperti jerami akan mengurangi kapasitas giling, sedangkan kotoran-kotoran keras seperti batu akan merusak mesin penggiling. Penggilingan gabah dimulai dengan proses pemecahan dan pengupasan kulit/sekam, dilanjutkan penyosohan beras pecah kulit (BPK) dan diakhiri dengan pemutuan (grading), sebelum dikemas dan dijual. Alur perlakuan yang dikenakan terhadap gabah kering panen dalam proses penggilingan gabah/beras dengan perbedaan kecil yang terletak pada jenis mesin penggilingan padi yang digunakan.
2.1 Limbah Hasil Penggilingan Padi
a. Sekam
Sekam adalah bagian dari butir padi-padian berupa lemabaran kering bersisik yang melindungi bagian dalam butir padi. Pada proses penggilingan padi, sekam akan terpisah dari butir padi dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan.

Gambar 1.1 Sekam
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20% - 30% dari bobot awal gabah. Dalam pertanian, sekam dapat dipakai sebagai campuran pakan, alas kandang, dicampur di tanah sebagai pupuk, dibakar, atau arangnya dijadikan media tanam.
b. Dedak
Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan kualitasnya bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras.
Dedak padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras. Dedak padi digunakan sebagai pakan ternak, karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia.
Gambar 1.2 Dedak Padi
Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara luas oleh sebagian peternak di Indonesia. Sebagian bahan pakan yang berasal dari limbah agroindustri. Dedak mempunyai potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber energi bagi ternak (Scott et al., 1982).
Kelemahan utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu 13,0% dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein sehingga sulit dapat dimanfaatkan oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor pembatas penggunaannya dalam penyusunan ransum.
Namun, dilihat dari kandungan proteinnya yang berkisar antara 12% - 13,5%, bahkan pakan ini sangat diperhitungkan dalam penyusunan ransum unggas. Dedak padi mengandung energi termetabolis berkisar antara 1640 – 1890 kkal/kg. Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam aminonya yang rendah, demikian juga halnya dengan vitamin dan mineral (Rasyaf, 2004).
2.3 Pencemaran Lingkungan Pabrik Penggiling Padi
Adapun dampak dari pencemaran lingkungan yang terjadi adalah
- Kebisingan yang ditimbulkan selama proses operasi yaitu aktifitas penggilingan padi yang berasal dari mesin disel. Bising yang sangat keras (di atas 85 dB) dapat menyebabkan gangguan pendengaran seseorang dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara, yang lambat laun dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
- Debu yang timbul dari kegiatan penggilingan. Debu yang dihasilkan akan menganggu penglihatan, mengakibatkan iritasi mata, menganggu pernafasan dapat menimbulkan ISPA (Iritasi Saluran Pernafasan Atas).
- Gas berbahaya seperti gas CO, CO2, H2S dari proses penggilingan padi oleh mesin disel.Sanitasi lingkungan yang buruk karena proses prodeuksi atau operasi yang tidak menghiraukan lingkungan.
BAB III
DATA DAN ANALISIS
3.1 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei yang digunakan adalah metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Metode ini memungkinkan peneliti memperoleh informasi dalam jangka waktu yang pendek dan digunakan untuk mendapatkan informasi yang bersifat kualitatif untuk menganalisis permasalahan yang ada.
3.2 Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari atas data primer dan data sekunder. Data primer mencakup segala informasi tentang pabrik penggiling padi desa Mulyasari yang menjadi obyek penelitian, misalnya produksi limbah yang dihasilkan, dan pengelolaan limbah tanaman padi. Data primer diperoleh dari responden di lapangan, yaitu petani, pemilik pabrik penggilingan padi, pekerja pabrik penggilingan padi. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi/lembaga-lembaga terkait, yaitu pabrik penggiling padi desa Mulyasari. Data sekunder meliputi informasi tentang potensi pertanian dan peternakan yang ada di wilayah Desa Mulyasari.
3.3 Analisis Data
Data hasil pengolahan gabah menjadi beras dianalisis secara deskriptif .
BAB IV
KESIMPULAN
Pencemaran lingkungan terjadi karena dua faktor. Terjadi karena
peristiwa alam dan karena ulah manusia itu sendiri yang tidak menyadari tentang
dampak dari perbuatannya itu. Pencemaran lingkungan dalam pabrik penggilingan
padi adalah pencemaran udara dan pencemaran suara. Sedangkan hasil pengolahan
penggilingan padi adalah beras adapun hasil lainnya adalah limbah yang bisa
digunakan kembali atau didaur ulang sesuai keperluan masyarakat.
Referensi:
http://abdibloger.blogspot.co.id/2011/12/studi-kasus-penggilingan-padi-jaya.html
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium