Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas, padat, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Syarat:
- Mewakili pemikiran pembicara atau penulis.
- Mengemukakan pemahaman antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau lawan bicara.
Ciri - ciri :
1. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat terlihat dari kesatuan pokok pikiran suatu kalimat yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Contoh :
- Kalimat efektif : Kami saling mengenal.
- Kalimat tidak efektif : Saya saling mengenal.
2. Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama memakai verba, bentuk yang kedua juga harus memakai verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh :
- Kalimat efektif : Budi membawa uang untuk membeli permen.
- Kalimat tidak efektif : Budi membawa uang untuk dibeli permen.
Ketegasan adalah suatu perlakuan penekanan atau penonjolan terhadap suatu ide pokok dari suatu kalimat. Untuk membentuk kalimat penekanan dalam suatu kalimat, ada 4 cara
yaitu:
- Meletakan kata yang ingin ditekankan didepan kalimat.
- Membuat urutan yang bertahap.
- Melakukan pengulangan kata.
- Menggunakan partikel -lah, -pun, -kah.
- Kalimat efektif : disanalah tempat dimana saya tinggal.
- Kalimat tidak efektif : disana tempat dimana saya tinggal.
Kehematan menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap perlu saja, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam penghematan kata :
- Menghilangkan pengulangan subjek.
- Menghindari sinonim dalam satu kalimat.
- Tidak menjamakkan kata - kata yang berbentuk jamak.
- Kalimat efektif : Dia mengenakan kemeja.
- Kalimat tidak efektif : Dia mengenakan pakaian kemeja.
Kecermatan tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pemilihan kata.
Contoh :
- Kalimat efektif : Semua mahasiswa kelas 1IC09 kami harap berkumpul di kelas.
- Kalimat tidak efektif : Kepada mahasiswa kelas 1IC09 diharap berkumpul di kelas.
Kepaduan menggunakan paduan kata supaya informasi yang disampaikannya tidak terpecah - pecah.
Contoh :
- Kalimat efektif : Budi membicarakan pengalaman kerjanya.
- Kalimat tidak efektif : Budi membicarakan tentang pengalaman kerjanya.
Kelogisan adalah masuk akal, artinya bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
- Kalimat efektif : Kepada ketua BEM FTI, kami persilakan menyampaikan pidatonya.
- Kalimat tidak efektif : Kepada ketua BEM FTI, waktu dan tempat kami persilakan.
1. Paragraf Deduktif
Ciri-ciri kalimat deduktif :
a. Kalimat utama berada di awal paragraf.
b. Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian
disusul dengan penjelasan-penjelasan.
Contoh :
Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta.
Kemacetan tersebut diseabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah
kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua,
Kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga, Kemunculan
tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api,
pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang
terakhir, ketidak tegasan aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar
lalu lintas.
2. Paragraf Induktif
Kalimat utama Paragraf induktf terletak pada bagian akhir
Paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa
fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun
bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam
satu kalimat pada akhir Paragraf. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola
khusus ke umum.
Ciri-ciri kaliamat Induktif
a. Diawali dengan penjelasan-penjelasan khusus.
b. Kemudian, digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan berdasarkan penjelasan-penjelasan khusus.
c. Kesimpulan yang merupakan kalimat utama terdapat di akhir Paragraf.
Contoh 1: Generalisasi
Besi apabila dipanaskan dalam suhu tertentu akan memuai. Tembaga jika dipanaskan pada suhu tertentu juga memuai. Emas dan perak pun jika dipanaskan akan memuai. Jadi, semua logam jika dipanaskan pada suhu tertentu akan memuai.
Contoh 2: Analogi
Selly adalah dosen bahasa Indonesia Universitas Gunadarma. Ia seorang dosen yang profesional. Mahasiswanya sangat senang karena apa yang diajarkan selalu dapat dipahami dengan baik. Namun, sangat disayangkan tahun ini Ibu Selly harus pindah tugas karena mengikuti suaminya bekerja di Papua. Oleh karena itu, Bapak Budi, rektor Universitas Gunadarma, harus mencari dosen pengganti dengan harapan ia juga dosen yang profesional seperti Ibu Selly.
Contoh 3: Sebab Akibat
Banjir di Indonesia tahun ini disebut para pejabat sebagai yang terburuk dalam puluhan tahun di DKI Jakarta. Banjir ini menggenangi rumah - rumah warga. Banyak rumah warga yang rusak. Jadi, sudah dapat dipastikan warga kota DKI Jakarta akan sibuk merenovasi tiap - tiap rumahnya masing- masing.
Kata Penghubung
1. Intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat yaitu kata yang mengubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat.
Contoh :
Saya kuliah mulai hari senin hingga sabtu.
2. Antarkalimat
Kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menjadi
penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf.
Dengan adanya kata penghubung ini, kalimat menjadi lebih padu.
Contoh :
Ia selalu mengerjakan tugas - tugas yang diberikan oleh dosen, akan tetapi ia jarang masuk.